Batu empedu adalah endapan yang mengeras dan terbentuk menjadi batu di kantong empedu atau saluran empedu. Penyakit ini umum terjadi dan mungkin menimbulkan gejala atau tidak. Orang yang memiliki gejala biasanya perlu mengeluarkan kantong empedunya. Lebih lengkapnya simak penyebab, gejala, pengobatan, hingga pencegahannya dalam ulasan di bawah ini.
Apa itu Batu Empedu?
Batu empedu adalah endapan empedu yang mengeras dan terbentuk di kantong empedu. Empedu adalah cairan pencernaan yang diproduksi di hati dan disimpan di kantong empedu. Saat makan, kandung empedu berkontraksi dan mengosongkan empedu ke usus kecil (duodenum).
Ukuran batu empedu terbentuk berkisar dari sekecil butiran pasir hingga sebesar bola golf. Beberapa orang hanya mengembangkan satu batu empedu, sementara yang lain dapat mengembangkan banyak batu empedu pada saat yang bersamaan.
Penderita gejala batu empedu biasanya memerlukan operasi pengangkatan kandung empedu. Terbentuknya batu empedu yang tidak menimbulkan tanda dan gejala apa pun biasanya tidak memerlukan pengobatan.
Jenis batu empedu yang dapat terbentuk di kantong empedu antara lain:
- Batu empedu kolesterol. Ini adalah jenis batu empedu yang paling umum, biasanya tampak berwarna kuning. Batu empedu ini sebagian besar terdiri dari kolesterol yang tidak larut, namun mungkin mengandung komponen lain.
- Batu empedu pigmen. Batu empedu tampak berwarna cokelat tua atau hitam ini terbentuk ketika empedu mengandung terlalu banyak bilirubin.
Baca juga: Dispepsia: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Penyebab Batu Empedu
Penyebab terbentuknya batu empedu tidak diketahui secara pasti, tetapi dokter berpendapat batu empedu bisa terjadi karena hal berikut ini:
1. Empedu Mengandung Terlalu Banyak Kolesterol
Biasanya empedu mengandung cukup bahan kimia untuk melarutkan kolesterol yang dikeluarkan oleh hati. Tetapi jika hati mengeluarkan kolesterol lebih banyak daripada yang dapat dilarutkan oleh empedu, kelebihan kolesterol ini dapat terbentuk menjadi kristal dan akhirnya mengkristal menjadi batu empedu.
2. Empedu Mengandung Terlalu Banyak Bilirubin
Bilirubin adalah bahan kimia yang diproduksi saat tubuh memecah sel darah merah. Kondisi tertentu dapat menyebabkan hati memproduksi terlalu banyak bilirubin, termasuk sirosis hati, infeksi saluran empedu, dan kelainan darah tertentu. Kelebihan bilirubin memicu pembentukan batu empedu.
3. Kandung Empedu Tidak Mengosongkan dengan Benar
Apabila kandung empedu tidak dikosongkan sepenuhnya atau cukup sering, empedu mungkin menjadi sangat pekat. Kondisi mengakibatkan terbentuknya batu empedu.
Gejala Batu Empedu
Batu empedu biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali tersangkut dan menimbulkan penyumbatan. Penyumbatan ini dapat menimbulkan gejala, biasanya sakit perut bagian atas dan mual. Gejala mungkin datang dan pergi, atau mungkin datang dan menetap.
Penderita batu empedu mungkin mengalami gejala lain jika penyumbatannya parah atau berlangsung lama, antara lain:
- Demam.
- Berkeringat.
- Detak jantung cepat.
- Perut bengkak dan nyeri tekan.
- Kulit dan mata tampak berwarna kuning.
- Urine berwarna gelap dan feses berwarna terang.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera kunjungi dokter jika Anda memiliki tanda atau gejala yang membuat Anda khawatir. Selain itu, segera cari pertolongan medis jika mengalami tanda dan gejala komplikasi batu empedu yang serius, antara lain:
- Demam tinggi disertai menggigil.
- Menguningnya kulit dan bagian putih mata (penyakit kuning/jaundice)
- Sakit perut yang sangat hebat sehingga tidak bisa duduk diam atau menemukan posisi yang nyaman.
Diagnosis Batu Empedu
Sebagai langkah awal diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang mencakup pemeriksaan mata dan kulit untuk melihat adanya perubahan warna yang terlihat. Warna kekuningan mungkin merupakan tanda penyakit kuning, akibat terlalu banyak bilirubin dalam tubuh.
Pemeriksaan ini mungkin melibatkan penggunaan tes diagnostik yang membantu dokter melihat bagian dalam tubuh pasien. Beberapa tes ini berikut di antaranya:
- Ultrasonografi (USG). Ultrasonografi menghasilkan gambar kondisi perut pasien. Ini adalah metode pencitraan pilihan untuk memastikan bahwa pasien menderita penyakit batu empedu. Tes ini juga dapat menunjukkan kelainan yang terkait dengan kolesistitis akut.
- CT scan perut. Tes pencitraan ini untuk mengambil gambar daerah hati dan perut yang memungkinkan dokter mengetahui kondisinya.
- Pemindaian radionuklida kandung empedu. Pemindaian ini membutuhkan waktu sekitar satu jam. Dokter spesialis menyuntikkan zat radioaktif ke pembuluh darah pasien. Zat tersebut mengalir melalui darah ke hati dan kantong empedu. Pada pemindaian, dapat ditemukan bukti yang menunjukkan adanya infeksi atau penyumbatan saluran empedu akibat batu.
- Tes darah. Dokter mungkin akan memesan tes darah untuk mengukur jumlah bilirubin dalam darah. Tes ini juga dapat membantu menentukan seberapa baik fungsi hati pasien.
Pengobatan Batu Empedu
Sebagian besar penderita batu empedu yang tidak mengalami gejala tidak memerlukan pengobatan. Dokter mungkin akan menentukan apakah pengobatan batu empedu diindikasikan berdasarkan gejalanya dan hasil tes diagnostik.
Dokter mungkin akan merekomendasikan agar pasien mewaspadai gejala komplikasi batu empedu, seperti rasa sakit yang semakin parah di perut kanan atas. Apabila tanda dan gejala batu empedu terjadi di kemudian hari, pasien dapat menjalani pengobatan.
Pilihan pengobatan untuk batu empedu, berikut di antaranya:
1. Pembedahan untuk Mengangkat Kandung Empedu (Kolesistektomi)
Dokter mungkin akan merekomendasikan operasi untuk mengangkat kantong empedu, karena batu empedu sering kali mengalami kekambuhan. Setelah kantong empedu diangkat, empedu mengalir langsung dari hati ke usus kecil, bukan disimpan di kantong empedu.
Jadi pasien tidak memerlukan kantong empedu untuk hidup, dan pengangkatan kantong empedu ini tidak akan memengaruhi kemampuan untuk mencerna makanan. Namun ini dapat menyebabkan diare yang biasanya bersifat sementara.
2. Obat untuk Melarutkan Batu Empedu
Obat-obatan mungkin diresepkan untuk membantu melarutkan batu empedu. Namun pengobatan ini memerlukan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk melarutkan batu empedu dengan cara ini. Kemungkinan besar batu empedu akan terbentuk kembali jika pengobatan dihentikan.
Terkadang obat-obatan tidak berhasil, dan obat ini jarang digunakan dan hanya diperuntukkan bagi orang yang tidak dapat menjalani operasi.
3. Kolesistektomi Laparoskopi
Pengobatan ini dilakukan dengan menggunakan alat bedah khusus berkamera kecil dimasukkan melalui sayatan di perut selama kolesistektomi laparoskopi. Perut pasien dipompa dengan gas karbon dioksida untuk memberikan ruang bagi ahli bedah untuk bekerja dengan peralatan bedah.
Baca juga: Kanker Usus Besar: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Komplikasi Batu Empedu
Apabila batu empedu menghalangi aliran empedu melalui sistem empedu, kondisi ini dapat mengganggu salah satu atau seluruh organ dalam sistem tersebut. Empedu yang tidak dapat mengalir kembali ke saluran empedu dan organ, dapat menyebabkan peradangan akut dan mendorong infeksi bakteri. Jika parah, kondisi ini bisa mengancam jiwa.
Komplikasi yang terjadi akibat batu empedu meliputi:
- Hepatitis (radang hati).
- Pankreatitis (radang pankreas).
- Kolangitis (radang saluran empedu).
- Kolesistitis (radang kandung empedu).
- Septicemia (infeksi pada aliran darah Anda).
- Penyakit kuning atau jaundice (empedu dalam aliran darah Anda).
Pencegahan Batu Empedu
Tidak ada cara yang mudah untuk mencegah batu empedu, kolesterol mungkin berperan utama dalam pembentukannya. Apabila Anda memiliki riwayat keluarga dengan batu empedu, dokter mungkin menyarankan untuk membatasi makanan dengan kandungan lemak jenuhnya yang tinggi. Beberapa makanan ini termasuk berikut:
- Daging berlemak, seperti sosis dan bacon.
- Kue dan cookies.
- Keju tertentu.
- Krim.
Kendati orang yang menderita obesitas lebih rentan terkena batu empedu, disarankan untuk menjaga berat badan dalam batas sedang menjadi cara lain untuk membatasi kemungkinan terbentuknya batu empedu.
Demikian ulasan lengkap mengenai penyakit batu empedu yang perlu Anda waspadai karena terkadang awalnya tidak menimbulkan gejala sehingga tidak mengetahui bahwa mengalami penyakit ini. Apabila disarankan mengeluhkan gejala yang telah disebutkan di atas, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Chat dengan dokter rekanan Farmaku di sini untuk konsultasi seputar kesehatan secara keseluruhan, termasuk batu empedu dan pengobatannya.