Ikuti Kami
Jam Operasional: 08:00 - 22:00
info@farmaku.com
0812 1600 1600

GERD (Penyakit Asam Lambung): Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

gambar gerd

Asam lambung yang naik ke kerongkongan menimbulkan berbagai keluhan, seperti nyeri ulu hati, mual, dan tenggorokan tidak nyaman. Jika hal ini terlalu sering dialami, bisa saja Anda menderita GERD.

Apa Itu GERD?

GERD (gastroesophageal reflux disease) atau yang lebih dikenal dengan penyakit asam lambung adalah kondisi ketika asam lambung naik ke kerongkongan.

Hal tersebut menyebabkan sejumlah keluhan yang sering kali mengganggu Anda berkegiatan, seperti mual, sensasi perih di dada atau perut, nyeri ulu hati, hingga kesulitan untuk menelan.

Normalnya, otot di bagian bawah kerongkongan alias lower esophageal sphincter (LES) akan terbuka ketika menelan, lalu menutup setelah makanan yang dikonsumsi turun ke lambung. Apabila kerja otot ini terganggu, asam lambung berpotensi naik ke kerongkongan dan menimbulkan gejala penyakit asam lambung.

GERD tergolong kronis jika gejala menimpa setidaknya dua kali dalam seminggu dan berlangsung selama beberapa minggu.

Penyebab GERD

GERD terjadi karena melemahnya otot LES sehingga kinerjanya untuk menahan asam lambung agar tidak naik ke kerongkongan menjadi terganggu.

Apabila kondisi tersebut berlangsung terus-menerus, lapisan kerongkongan dapat teriritasi dan peradangan dapat terjadi.

Berikut adalah beberapa pemicu penyakit asam lambung, di antaranya:

  • Hernia hiatus. Kondisi ini terjadi ketika sebagian lambung menonjol melewati diafragma. Sebagai akibatnya, seseorang dengan hernia hiatus lebih mudah mengalami kenaikan asam lambung ke kerongkongan.
  • Kehamilan. Peningkatan kadar hormon dan tekanan dari janin yang sedang tumbuh dapat memicu asam lambung naik. Gejala akan lebih parah pada trimester ketiga.
  • Konsumsi makanan dan minuman tertentu. Makanan yang dapat memicu kenaikan asam lambung, antara lain cokelat, jeruk, kopi atau teh, makanan berlemak, makanan pedas, minuman berkarbonasi, dan alkohol.
  • Kebiasaan makan yang tidak baik. Makan dalam porsi besar atau langsung berbaring setelah makan merupakan kebiasaan yang dapat menyebabkan nyeri ulu hati dan gejala GERD lainnya.
  • Merokok. Nikotin di dalam rokok dapat mengurangi produksi air liur dan melemahkan otot LES sehingga memperbesar risiko kenaikan asam lambung.

Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit GERD, di antaranya:

  • Kelebihan berat badan (obesitas).
  • Ngemil menjelang waktu tidur.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti aspirin, ibuprofen, obat pelemas otot, dan obat tekanan darah tertentu.

Baca Juga: 11 Rekomendasi Obat Perut Kembung yang Ampuh di Apotek

Gejala GERD

Beberapa gejala penyakit asam lambung, di antaranya:

  • Sensasi terbakar di dada (heartburn).
  • Mual dan muntah.
  • Bau mulut.
  • Rasa asam atau pahit di mulut.
  • Nyeri dada.
  • Sulit menelan; sensasi mengganjal di tenggorokan; sakit menelan.
  • Perut kembung.
  • Sakit kerongkongan; peradangan/iritasi pada esofagus (esofagitis).
  • Suara serak.
  • Gigi sensitif.

Gejala GERD akan memburuk di malam hari, ketika berbaring, sesudah mengonsumsi makanan dalam jumlah besar atau mengonsumsi makanan berlemak, setelah merokok atau minum alkohol, dan sesudah membungkuk.

Selain itu, penyakit asam lambung juga dapat menimbulkan gejala yang menyerupai penyakit asma, seperti:

  • Mengi.
  • Batuk kronis.
  • Sesak napas.

Kapan Harus ke Dokter?

Pemeriksaan dianjurkan jika penderita mengalami beberapa hal berikut:

  • Gejala penyakit asam lambung lebih sering terjadi dalam tiga minggu terakhir.
  • Gejala tidak membaik atau justru memburuk setelah minum obat maag.
  • Kesulitan menelan.
  • Muncul gejala baru yang lebih serius, seperti berat badan turun tanpa diketahui penyebabnya dan muntah-muntah yang terjadi terus-menerus atau disertai keluarnya darah.

Seseorang dengan penyakit asam lambung kemungkinan mengalami nyeri dada. Segera cari pertolongan medis apabila nyeri dada disertai dengan sesak napas dan keringat dingin. Pasalnya, kondisi ini bisa menjadi pertanda serangan jantung.

Periksakan kondisi ke dokter apabila Anda mengalami gejala asam lambung yang terlalu sering atau parah. Anda juga sebaiknya berdiskusi dengan tenaga medis profesional jika terlalu sering mengonsumsi obat bebas untuk meredakan keluhan (lebih dari dua kali dalam seminggu).

Baca Juga: Ini 5 Rekomendasi Vitamin C yang Aman untuk Lambung

Diagnosis GERD

Sebelum memulai diagnosis, dokter terlebih dahulu akan melakukan wawancara mendasar. Beberapa hal yang biasanya ditanyakan, antara lain:

  • Gejala yang dirasakan
  • Konsumsi makanan atau minuman tertentu yang dapat memicu keluhan
  • Aktivitas yang kemungkinan memperburuk keluhan
  • Seberapa sering keluhan dirasakan
  • Obat-obatan yang sedang dikonsumsi
  • Penyakit yang sedang atau pernah diderita

Setelah itu, dokter akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik yang diikuti dengan beberapa pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis GERD, yaitu:

  • Pengukuran pH kerongkongan. Tingkat keasaman (pH) kerongkongan akan diukur ketika penderita sedang beraktivitas, seperti ketika tidur atau makan.
  • Endoskopi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya peradangan pada kerongkongan akibat asam lambung naik.
  • Rontgen. Rontgen lambung dan kerongkongan dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan adanya penyempitan kerongkongan yang dapat mengganggu proses menelan.
  • Manometri esofagus. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengamati irama gerakan otot ketika menelan dan mengukur kekuatan otot kerongkongan.

Pengobatan GERD

Umumnya, GERD dapat sembuh sendiri tanpa penangan khusus. Penderita hanya perlu melakukan perubahan gaya hidup dan mengonsumsi obat asam lambung. Namun, beberapa kasus kemungkinan membutuhkan tindakan operasi.

1. Perubahan Gaya Hidup

Beberapa upaya untuk menangani penyakit asam lambung, di antaranya:

  • Mengonsumsi makanan dengan perlahan, dalam porsi kecil, tapi sering.
  • Menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol.
  • Membatasi makanan dan minuman yang dapat memicu kenaikan asam lambung.
  • Tidak langsung berbaring, duduk bersandar, atau membungkuk setelah makan. Tunggu setidaknya sampai 2 jam.
  • Tidak mengenakan pakaian terlalu ketat yang menekan perut.
  • Tidur dengan posisi menyamping ke kiri. Bila perlu, tinggikan posisi tubuh (dari bagian pinggang ke atas) dengan menambahkan bantal.
  • Mengonsumsi makanan yang dapat meringankan GERD, seperti madu dan yoghurt.
  • Menurunkan berat badan jika berlebih atau mengalami obesitas.

2. Obat-obatan

Konsumsi obat untuk GERD dapat membantu meringankan gejala. Beberapa obat-obatan tersebut, antara lain:

  • Antasida. Golongan antasida bekerja dengan cara menetralkan asam di dalam perut karena sifatnya basa. Antasida digunakan untuk mengobati gejala-gejala yang ringan.
  • Penghambat pompa proton. Golongan obat ini bekerja dengan mengurangi produksi asam lambung. Contoh obat-obatan PPI, yaitu lansoprazole dan omeprazole.
  • Antagonis H2. Kelompok obat ini dapat membantu mengurangi jumlah asam di perut. Beberapa contoh obatnya, antara lain cimetidine, famotidine, dan nizatidine.
  • Prokinetik. Golongan obat prokinetik dapat merangsang kontraksi otot di saluran pencernaan sehingga pengosongan di perut lebih cepat. Dengan begitu, gejala GERD dapat mereda. Contoh obat prokinetik, yaitu domperidone, metoclopramide, dan bethanechol.

3. Operasi

Apabila obat-obatan dan perubahan gaya hidup tidak mampu mengatasi kondisi, dokter akan menyarankan operasi. Tindakan pembedahan juga perlu dilakukan jika GERD sudah berada pada tahap komplikasi.

Jenis operasi untuk menangani penyakit asam lambung, di antaranya:

  • Fundoplication. Operasi pengikatan bagian atas lambung atau area di sekitar otot LES untuk mencegah kenaikan asam lambung. Tindakan bedah ini juga dapat dilakukan pada penderita hernia hiatus.
  • Endoskopi. Tindakan ini bertujuan untuk mengencangkan otot sfingter.
  • Pemasangan LINX. Alat menyerupai cincin akan dililitkan pada otot LES penderita. Ini dilakukan untuk menjaga agar area otot tersebut terbuka ketika makanan atau minuman melewati kerongkongan.

Baca Juga: 13 Obat GERD Paling Ampuh yang Bisa Dibeli di Apotek

Komplikasi GERD

Penyakit asam lambung yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan sejumlah komplikasi berikut:

  • Penyempitan kerongkongan akibat terbentuknya jaringan parut.
  • Esofagitis (peradangan di lapisan kerongkongan).
  • Esofagus Barrett (prakanker di kerongkongan).
  • Aspirasi paru (asam lambung masuk ke paru-paru).

Pencegahan GERD

Pada umumnya, penyakit asam lambung dapat dicegah dengan memperbaiki pola makan dan gaya hidup.

Beberapa langkah untuk mencegah GERD, antara lain:

  • Menjaga berat badan tetap ideal.
  • Menghindari konsumsi makanan berlemak atau makanan terlalu pedas dan minuman berkafein, beralkohol, atau berkarbonasi.
  • Menghentikan kebiasaan merokok.
  • Tidak langsung berbaring setelah makan.
  • Mengenakan pakaian longgar.
  • Mengelola stres dengan baik, misalnya dengan yoga atau meditasi.
  • Membatasi obat-obatan yang dapat memicu kenaikan asam lambung, seperti aspirin dan ibuprofen.

Itulah pembahasan lengkap seputar penyakit GERD. Konsultasi gratis dengan dokter rekanan Farmaku di sini terkait penanganan penyakit asam lambung yang tepat sesuai kondisi. Chat sekarang!

Cleveland Clinic. 2023. Acid Reflux & GERD. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17019-acid-reflux-gerd. (Diakses pada 12 Februari 2025).

Johns Hopkins Medicine. Smoking and the Digestive System. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/smoking-and-the-digestive-system. (Diakses pada 12 Februari 2025).

MacGill, Markus. 2023. What to Know About GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). https://www.medicalnewstoday.com/articles/14085. (Diakses pada 12 Februari 2025).

Mayo Clinic Staff. 2024. Gastroesophageal reflux disease (GERD). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gerd/symptoms-causes/syc-20361940. (Diakses pada 12 Februari 2025).

Rowden, Adam. 2021. A Guide to Over-the-counter GERD Medications. https://www.medicalnewstoday.com/articles/over-the-counter-medicine-for-gerd. (Diakses pada 12 Februari 2025).

Stuart, Annie. 2024. Common Causes of Acid Reflux Disease. https://www.webmd.com/heartburn-gerd/common-causes-acid-reflux-disease. (Diakses pada 12 Februari 2025).

Sumber

Artikel Lainnya