Obat pelangsing atau pil diet terkadang menjadi solusi untuk mendapatkan berat badan ideal yang diinginkan. Namun, sebelum mengonsumsinya, kenali terlebih dahulu jenis-jenis obat pelangsing hingga efek sampingnya berikut ini.
Jenis Obat Pelangsing dan Efek Sampingnya
tubuh ramping dan terlihat proporsional menjadi dambaan hampir semua orang. Berbagai cara pun dilakukan untuk mencapai berat badan yang diidam-idamkan, mulai dari mengatur pola makan, rutin olahraga, hingga mengonsumsi obat pelangsing.
Pada umumnya, penggunaan pil diet ditujukan untuk mereka yang memiliki berat badan dengan indeks massa tubuh (IMT) sekitar 30 kg per/m2 atau obesitas.
Ada berbagai jenis obat pelangsing yang diklaim ampuh untuk menurunkan berat badan. Namun, seperti jenis obat lainnya, obat tersebut juga memiliki efek samping tersendiri.
Berikut adalah beberapa jenis obat pelangsing dan efek sampingnya yang harus diwaspadai:
1. Phentermine
Phentermine merupakan obat penurun berat badan yang paling banyak digunakan. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi nafsu makan sehingga kecenderungan untuk makan banyak dapat berkurang.
Seperti yang diketahui, penyebab seseorang mengalami berat badan berlebih salah satunya adalah nafsu makan berlebih. Hal ini dapat membuat orang tersebut cenderung mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak.
Phentermine dapat menekan nafsu makan sehingga mengurangi asupan kalori harian. Pada gilirannya, hal ini dapat menyebabkan penurunan berat badan.
Meski efektif untuk menurunkan berat badan, phentermine memiliki beberapa efek samping, di antaranya:
- Insomnia
- Jantung berdebar-debar
- Tekanan darah tinggi
- Sesak napas
- Gangguan pencernaan, seperti diare, sembelit, mual, dan muntah
Baca Juga: Mitos-mitos Diet ini Bisa Menggagalkan Diet Anda
Jenis obat pelangsing ini sebaiknya dikonsumsi dalam jangka pendek dan harus dikonsumsi atas resep dokter.
Phentermine juga sebaiknya tidak digunakan pada beberapa kondisi berikut:
- Kehamilan
- Menyusui
- Stroke
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Serangan jantung
- Gagal jantung kongestif
- Hipertiroidisme
- Glaukoma
Obat ini berisiko menimbulkan kecanduan sehingga tidak direkomendasikan pada orang dengan riwayat penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
2. Orlistat
Orlistat adalah obat penghambat lipase yang bekerja dengan cara mengurangi kadar lemak dan karbohidrat yang diserap oleh tubuh. Sisa lemak dan karbohidrat ini akan dikeluarkan tubuh saat buang air besar.
Dengan cara kerja ini, penyerapan lemak makanan akan terhambat sehingga berat badan dapat berkurang.
Orlistat biasanya diresepkan pada penderita obesitas yang mempunyai riwayat kolesterol tinggi, hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes.
Umumnya, obat pelangsing yang mengandung orlistat dapat ditemui dalam bentuk obat dari resep dokter atau teh.
Obat yang diresepkan dokter biasanya dikenal dengan nama Xenical, sedangkan obat yang dijual secara bebas dan diberikan dalam jumlah setengah dosis dari Xenical dikenal dengan nama Alli.
Beberapa efek samping orlistat, antara lain:
- Gangguan pencernaan, seperti diare dan sering buang angin
- Tubuh kesulitan menyerap vitamin A, D, E, dan K untuk sementara waktu, hingga mengakibatkan berat badan kembali bertambah jika tidak disertai pola hidup sehat
- Cedera hati yang serius (jarang)
Baca Juga: 5 Rekomendasi Produk Minuman Penurun Berat Badan
3. Qsymia (Phentermine-Topiramate)
Qsymia adalah obat yang mengandung phentermine dan topiramate. Kombinasi ini dapat meningkatkan efektivitas obat dalam mengurangi keinginan untuk makan.
Qsymia tidak direkomendasikan untuk digunakan pada beberapa kondisi berikut:
- Hipertiroidisme
- Glaukoma
- Penyakit jantung
- Stroke
Obat ini sebaiknya dikonsumsi di pagi hari karena dapat menyebabkan sulit tidur (insomnia).
Beberapa efek samping lain dari obat pelangsing ini, di antaranya:
- Detak jantung meningkat
- Tekanan darah tinggi
- Insomnia
- Sembelit
- Gugup
- Mulut kering
- Perubahan rasa
- Kesemutan pada tangan dan kaki
- Gangguan mata
- Pusing; sakit kepala
Selain itu, pil diet ini berisiko menimbulkan cacat lahir jika dikonsumsi saat hamil. Oleh karena itu, penggunaannya tidak direkomendasikan pada wanita hamil atau wanita yang berencana untuk hamil.
Phentermine yang terdapat dalam obat sebaiknya tidak digunakan jangka panjang. Obat ini umumnya hanya boleh digunakan kurang dari 12 minggu.
Akan tetapi, Qysmia dapat dikonsumsi jangka panjang di bawah pengawasan dokter.
Baca Juga: 8 Cara Alami Mengecilkan Perut setelah Operasi Caesar
Obat Pelangsing dengan Bahan Alami
Selain obat-obatan di atas, terdapat berbagai jenis obat pelangsing yang mengandung bahan-bahan alami, di antaranya:
1. Chromium
Chromium adalah mineral yang dapat ditemukan secara alami dalam banyak makanan. Mineral ini dikenal akan kemampuannya dalam meningkatkan kerja insulin alami.
Selain itu, chromium berperan dalam proses metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Berkat kemampuannya ini, chromium banyak dijadikan sebagai kandungan suplemen untuk menurunkan berat badan.
2. Chitosan
Chitosan adalah senyawa menyerupai gula yang banyak ditemukan pada lobster, kepiting, dan cangkang udang. Chitosan banyak digunakan sebagai kandungan dalam obat penurun berat badan.
Obat pelangsing dengan bahan chitosan bekerja dengan cara menghambat lemak di tubuh. Dengan cara kerja ini, risiko berat badan berlebih akibat kelebihan lemak akan berkurang.
Obat ini sebaiknya dikonsumsi sebelum makan untuk meningkatkan kerja obat dalam mengikat lemak dan kolesterol.
3. Ekstrak Teh Hijau
Ekstrak teh hijau mengandung katekin dan kafein yang dapat membantu menurunkan berat badan. Kombinasi kedua kandungan ini bekerja dengan meningkatkan jumlah kalori yang dibakar dan meningkatkan oksidasi lemak dan metabolisme.
Kendati demikian, efek penurunan berat badan dari ekstrak teh hijau dinilai kurang signifikan. Oleh karena itu, konsumsi obat dengan kandungan ini perlu disertai dengan penerapan gaya hidup sehat.
4. Ekstrak Kopi Hijau
Kopi hijau ini berasal dari biji kopi yang belum dipanggang. Suplemen dengan bahan alami ini diketahui memiliki potensi untuk membantu menurunkan berat badan. Meski begitu, penelitian yang mengkaji hal ini masih sangat terbatas.
5. Acai Beri
Acai Beri dikenal sebagai bahan herbal yang dapat menurunkan berat badan. Meski begitu, belum ada penelitian yang benar-benar membuktikan efek buah ini sebagai pelangsing tubuh.
6. Garcinia cambogia
Salah satu bahan yang dapat ditemukan dalam obat pelangsing adalah Garcinia cambogia. Bahan alami ini dipercaya dapat mengurangi nafsu makan dan mencegah terbentuknya jaringan lemak.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa efeknya dalam menurunkan berat badan tidak terlalu signifikan.
Baca Juga: 10 Camilan Sehat dan Enak untuk Diet yang Efektif Turunkan Berat Badan
Perhatikan Ini Sebelum Minum Obat Pelangsing
Sebelum Anda memilih untuk mengonsumsi pil diet, ada baiknya ada memperhatikan tiga hal berikut ini:
1. Konsultasi ke Dokter
Jangan buru-buru mengkonsumsi pil diet sebelum konsultasi dan memeriksakan diri Anda ke dokter. Dengan berkonsultasi, dokter dapat memeriksa apakah Anda mengalami kelebihan berat badan atau tidak.
Jika memang mengalami berat badan berlebih, dokter dapat meresepkan pil pelangsing dengan efek samping obat diet yang paling ringan.
2. Periksa Label Produk
Sebelum membeli pil pelangsing jenis apa pun, baca kemasan dengan saksama dan cari tahu bahan serta efek sampingnya.
Setelah itu, pilihlah obat pelangsing dengan efek yang paling ringan, apalagi jika Anda mengidap penyakit tertentu.
3. Cek BPOM
Pastikan obat yang hendak Anda konsumsi sudah terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk menjamin keamanan obat.
Baca Juga: 14 Vitamin untuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Orang Dewasa
Itu dia jenis-jenis obat pelangsing dan efek sampingnya yang penting untuk diketahui.
Supaya lebih aman, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terkait penggunaan obat pelangsing jenis apa pun. Konsultasi gratis dengan dokter rekanan Farmaku di sini.