Alergi adalah reaksi dari sistem kekebalan tubuh terhadap zat tertentu yang semestinya tidak berbahaya. Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, alergi juga dapat terjadi pada bayi dan anak-anak. Apalagi kulit bayi yang tipis dan kekebalan tubuhnya belum berkembang sempurna, membuatnya rentan terhadap alergi.
Reaksi alergi yang terjadi pada bayi dapat disebabkan oleh respons terhadap zat tertentu yang seharusnya tidak berbahaya. Pemicu alergi pada bayi dapat disebabkan karena berbagai faktor. Alergi yang terjadi pada bayi tidak hanya menimbulkan rasa gatal di kulit, tetapi juga menimbulkan gejala lainnya.
Lebih lengkapnya simak penyebab, gejala, dan cara mengatasi alergi pada bayi dalam ulasan di bawah ini!
Penyebab Alergi pada Bayi
Alergi pada bayi dapat disebabkan oleh banyak faktor mulai dari keturunan hingga faktor lingkungan. Penyebabnya dapat dicegah, kecuali penyebab keturunan atau genetik yang sulit untuk dicegah.
Berikut ini berbagai penyebab alergi pada bayi yang perlu dikenali orang tua, di antaranya:
1. Genetik
Bayi atau anak-anak yang lahir dari keluarga yang memiliki riwayat alergi biasanya memiliki risiko lebih tinggi terkena alergi. Kecenderungan keluarga untuk mengembangkan kondisi alergi ini diperkirakan memiliki hubungan genetik yang dikenal sebagai atopik.
Diperkirakan lebih dari separuh anak yang lahir dalam keluarga atopik akan mengidap penyakit alergi, sedangkan kejadian anak yang tidak memiliki riwayat penyakit alergi dalam keluarga adalah satu dari lima. Risiko ini semakin meningkat pada keluarga yang kedua orang tuanya menderita kondisi alergi.
Baca juga: Ketahui Suhu Normal Bayi dan 5 Cara Mengukurnya
2. Lingkungan
Penyebab alergi yang paling umum pada bayi atau anak-anak adalah karena faktor lingkungan, meliputi:
- Bulu hewan peliharaan, misalnya dari kucing atau anjing.
- Debu.
- Jamur.
- Serbuk sari.
Gejala yang disebabkan oleh alergi lingkungan antara lain hidung tersumbat, hidung gatal, kelelahan, sakit kepala, mata berair, dan bersin.
3. Makanan
Makanan tertentu dapat memicu alergi pada bayi, termasuk air susu ibu (ASI) atau susu formula, telur, kerang, ikan, kacang-kacangan, kedelai, dan gandum.
Gejala yang ditimbulkan alergi makanan pada bayi, termasuk gatal-gatal, pembengkakan di bibir atau lidah, sesak napas, batuk, sakit perut, diare, muntah, sulit bernapas, dan hidung meler. Saat bayi mengalami reaksi alergi, sebaiknya orang tua memerhatikan makanan apa saja yang memicu si kecil konsumsi mengalami alergi.
4. Serangga
Tungau debu adalah salah satu serangga kecil yang dapat ditemukan di mana-mana dan biasanya ditemukan di debu rumah. Tungau muncul sepanjang tahun dan dapat berkembang biak di dalam rumah, hingga ke furnitur, karpet, tempat tidur, dan kain.
Selain tungau, alergi pada anak dapat disebabkan oleh jenis serangga lainnya, termasuk lebah, tomcat, tawon, kumbang, semut api, kutu busuk, nyamuk, dan laba-laba.
5. Obat-obatan
Bayi dapat mengalami alergi obat-obatan, dan ini dapat diketahui saat bayi sakit dan diberi obat yang menimbulkan reaksi alergi alih-alih memberikan kesembuhan.
Reaksi alergi akibat obat-obatan dapat terjadi karena antibiotik merupakan obat yang paling sering menyebabkan bayi mengalami reaksi alergi. Selain itu, bayi juga dapat mengalami alergi pada obat-obatan lainnya yang dijual bebas.
Saat memberikan obat pada bayi saat sakit, sebaiknya berhati-hati dengan berkonsultasi ke dokter.
Apabila bayi Anda menunjukkan reaksi alergi setelah minum obat, termasuk gatal, ruam, batuk, atau pembengkakan, segera hentikan penggunaan obat dan bawa bayi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan medis.
Baca Juga: Pilihan Obat Gatal Untuk Anak yang Ada di Apotek
6. Bahan Kimia
Bahan kimia tertentu yang terdapat pada sabun, deterjen, atau popok dapat menjadi salah satu pemicu alergi pada bayi. Jika bayi mengalami alergi terhadap salah satu bahan kimia ini (Pewangi, pewarna, dan zat lain) sebaiknya hindari.
Sebelum menggunakan produk untuk bayi, sebaiknya pastikan untuk memerhatikan kandungan yang ada dalam produk tersebut. Sebagai gantinya, carilah produk dengan bahan-bahan yang aman untuk bayi agar terhindar dari alergi.
Baca juga: Tips Menggunakan Breast Pump Agar ASI Melimpah
Gejala Alergi pada Bayi
Reaksi alergi dapat terjadi di bagian tubuh mana pun, termasuk kulit, mata, lapisan perut, hidung, sinus, tenggorokan, dan paru-paru. Pada bagian tubuh ini sel-sel sistem kekebalan tubuh ditemukan untuk melawan kuman yang terhirup, tertelan, atau bersentuhan dengan kulit.
Reaksi alergi dapat ditandai dengan gejala berikut:
- Hidung tersumbat, bersin, gatal, atau pilek, dan gatal di telinga atau langit-langit mulut.
- Mata merah, gatal, dan berair.
- Kulit merah, gatal, kering.
- Biduran atau bekas gatal.
- Gatal-gatal di kulit.
- Gejala asma, seperti sesak napas, batuk, dan mengi.
- Reaksi alergi yang parah dan mengancam jiwa (anafilaksis). Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, muntah, diare, tekanan darah rendah (hipotensi), pingsan, atau kematian.
Cara Mengatasi Alergi pada Bayi
Perawatan untuk alergi pada bayi mungkin bergantung pada jenis alergi yang dimilikinya. Secara umum, dokter mungkin merekomendasikan hal berikut untuk membantu mengatasi gejala, antara lain:
1. Menghindari Pemicu Alergi
Langkah ini sangat penting tetapi tidak selalu mudah untuk dilakukan. Beberapa alergen (pemicu alergi) lebih mudah dihindari dibandingkan alergen lainnya.
Jika bayi atau anak-anak sulit untuk menghindari suatu alergen, cobalah kurangi kontak dengannya. Orang tua dapat mempelajari lebih lanjut tentang cara menangani alergi spesifik pada bayi Anda, antara lain:
- Obat-obatan.
- Makanan.
- Serangga.
- Lateks.
- Jamur.
- Bulu hewan peliharaan.
- Serbuk Sari.
2. Berikan Asupan Bernutrisi pada Bayi
Menghindari makanan tertentu yang memicu alergi dari pola makan bayi atau anak dapat menyebabkan hilangnya nutrisi penting. Untuk itu, pola makan yang seimbang dan kaya nutrisi sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak.
Sebelum menghilangkan makanan dari pola makan anak, penting untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Sebaiknya dapatkan rujukan ke ahli alergi untuk mendiskusikan kemungkinan alergi makanan.
Mempelajari cara mengganti alternatif yang sehat dan aman adalah penting. Anda mungkin perlu meminta nasihat dari ahli diet untuk membantu orang tua merencanakan pola makan sehat yang ramah alergi untuk anak Anda.
Baca Juga: Rekomendasi Bedak Gatal untuk Bayi, Aman dan Nyaman di Kulit
3. Menjaga Kebersihan Rumah
Jika anak alergi terhadap tungau debu, debu, atau kutu busuk, penting untuk menjaga rumah dalam keadaan bersih. Ini termasuk tempat tidur, furnitur, sofa, karpet, dan barang lainnya yang rentang dihinggapi alergen.
4. Obat Resep Dokter
Jika bayi mengalami reaksi alergi, sebaiknya berikan obat-obatan yang diresepkan dari dokter. Hal ini untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan apabila diberikan obat tanpa resep. Obat resep dapat membantu untuk mengelola gejala alergi pada bayi.
Selain itu penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan, untuk menghindari terjadinya reaksi alergi pada bayi. Yakni dengan menghindari penyebab alergi pada anak Anda.
Chat dengan dokter rekanan Farmaku di sini untuk konsultasi seputar kesehatan secara keseluruhan, termasuk alergi pada bayi dan pengobatannya.