Maag juga disebut indigestion atau dispepsia, adalah rasa sakit atau ketidaknyamanan yang terus-menerus atau berulang di perut bagian atas. Dalam banyak kasus, kondisi ini dapat disertai dengan kembung, mual, mulas, dan bersendawa. Maag tidak dapat menimbulkan kekhawatiran serius dan dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa jam.
Tidak hanya pada orang dewasa, maag dapat terjadi pada anak dan ini perlu menjadi perhatian dari orang tua. Selengkapnya simak maag pada anak, mulai dari penyebab, gejala, hingga pengobatannya dalam ulasan di bawah ini.
Penyebab Maag pada Anak
Gangguan pencernaan ini biasanya terjadi ketika asam lambung merusak lapisan pelindung sistem pencernaan, sehingga menyebabkan peradangan dan iritasi pada perut bagian atas. Sebagian besar anak tidak mengalami peradangan, namun sensitivitas lapisan pelindung yang disebut mukosa mengalami peningkatan.
Mengalami penyebab gangguan pencernaan pada anak dapat memudahkan pengobatan dan perawatan yang tepat.
Berikut ini beberapa penyebab umum maag pada anak, antara lain:
1. Pengobatan
Obat-obatan tertentu diketahui dapat menyebabkan sakit maag pada anak-anak. Beberapa obat yang umum menjadi penyebab adalah obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dan steroid.
OAINS yang diberikan pada anak biasanya untuk membantu mengurangi nyeri, demam, dan jenis peradangan lainnya.
Baca juga: Penyebab Alergi pada Bayi dan Cara Mengatasinya
2. GERD
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dapat disebabkan oleh gangguan pencernaan yang berulang pada anak sehingga dapat menyebabkan peradangan dan iritasi pada kerongkongan. Kondisi ini memerlukan penanganan medis.
3. Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan yang dapat menyebabkan tekanan tambahan pada perut. Kondisi dapat dapat menyebabkan naiknya asam lambung ke kerongkongan setiap kali anak makan.
4. Hernia Hiatus
Hernia hiatus adalah suatu kondisi di mana perut menekan diafragma (otot utama yang digunakan saat bernapas) sehingga menghalangi esofagus (kerongkongan). Hal ini dapat menyebabkan masalah pencernaan dan memicu naiknya asam lambung.
5. Infeksi Helicobacter Pylori
Helicobacter pylori adalah suatu bentuk infeksi lambung yang memiliki gangguan pencernaan biasa sebagai gejala utamanya. Sangat penting bagi orang tua untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memeriksa infeksi jika anak Anda mengalami gangguan pencernaan yang parah secara teratur.
6. Stres
Anak yang mengalami stres dan kecemasan dapat menyebabkan kebiasaan makan dan tidur tidak teratur. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada anak.
7. Kurangnya Aktivitas Fisik
Anak yang kurang bergerak atau melakukan aktivitas fisik dapat memperlambat proses pencernaan. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah gangguan pencernaan pada anak.
8. Alergi Makanan
Alergi terhadap makanan yang tidak terdiagnosis pada anak dapat memicu gejala gangguan pencernaan. Oleh karena itu, mengidentifikasi dan mengelola alergi sangat penting untuk kesehatan pencernaan anak.
Baca juga: Ketahui Suhu Normal Bayi dan Cara Mengukurnya
Gejala Maag pada Anak
Gejala pertama dari maag adalah nyeri di perut bagian atas yang terjadi segera setelah makan. Namun, dalam beberapa kasus kemungkinan ada penundaan sebelum gejalanya muncul. Gangguan pencernaan ini biasanya disertai dengan mulas.
Dalam kasus gangguan pencernaan yang parah, anak mungkin mengeluh merasa sakit perut yang tak tertahankan.
Tanda dan gejala maag yang umum terjadi, di antaranya:
- Perut kembung.
- Bersendawa secara teratur.
- Asam lambung yang menyebabkan makanan atau cairan mengalir kembali dari lambung ke mulut.
- Mual.
- Muntah.
- Pola makan yang buruk.
- Buang angin atau perut kembung.
- Sakit perut.
- Perut keroncongan.
- Perasaan kenyang.
- Diare.
Baca juga: Jenis Olahraga Anak yang Bagus untuk Tumbuh Kembangnya
Cara Mengatasi Maag pada Anak
Meskipun sebagian besar masalah pencernaan pada anak tidak memerlukan pengobatan medis, namun jika gejalanya menetap lebih dari beberapa jam, mungkin harus segera membawa anak ke dokter.
Dokter akan melakukan diagnosis dengan menekan area perut untuk memahami letak nyeri. Orang tua perlu memberi tahu dokter semua gejala yang dirasakan anak dan kebiasaan makan anak. Selain itu beri tahu dokter tentang obat apa pun yang sedang dikonsumsi oleh anak Anda.
Berdasarkan diagnosis, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan atau merekomendasikan tes lebih lanjut seperti rontgen atau pemindaian perut anak. Jika dokter mencurigai adanya infeksi, tes urine dan feses mungkin juga dilakukan. Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, anak mungkin memerlukan endoskopi agar dokter dapat melihat saluran pencernaannya dengan lebih baik.
Berikut ini beberapa penanganan maag pada anak, antara lain:
- Antasida. Obat antasida ringan dapat diberikan untuk menyembuhkan gangguan pencernaan pada anak sejak awal.
- Perubahan Pola makan. Jika gangguan pencernaan terjadi sesekali dan tidak memiliki penyebab yang mendasarinya, orang tua mungkin diminta untuk mengubah pola makan anak dan menghindari makanan tertentu yang mungkin memicu maag.
- Perubahan jadwal makan. Jika anak sering mengalami gangguan pencernaan di malam hari, maka orang tua mungkin akan diminta memberinya makan malam dua hingga tiga jam sebelum tidur.
- Mencegah stres dan kecemasan. Gangguan pencernaan yang disebabkan oleh stres dan kecemasan dapat dicegah dengan menghindari penyebabnya dan memastikan bahwa orang tua menyediakan lingkungan bebas stres untuk anak.
Apabila anak mengalami gejala maag yang mengkhawatirkan, termasuk tidak nafsu makan selama lebih dari sehari, mengalami penurunan berat badan, kesulitan menelan, sering muntah, darah pada feses dan muntah, hingga anemia atau kekurangan zat besi, sebaiknya segera dapatkan pertolongan medis.
Chat dengan dokter rekanan Farmaku di sini untuk konsultasi seputar kesehatan secara keseluruhan, termasuk masalah pencernaan pada anak dan penanganannya.