Sering kali dikira sama, nyatanya ADHD dan hiperaktif pada anak memiliki perbedaan. Banyak orang tua yang menganggap bahwa ADHD terkait dengan hiperaktif.
Meski begitu, anak terlalu aktif dan memiliki kesulitan untuk fokus pada suatu hal mungkin saja mereka adalah anak yang hiperaktif atau mungkin ADHD. Lebih lanjut kenali perbedaannya dalam ulasan di bawah ini
Apa Itu Hiperaktif?
Hiperaktif adalah kondisi di mana anak terlalu aktif atau tidak normal. Ini artinya ada peningkatan gerakan, tindakan impulsif, rentang perhatian yang lebih pendek, dan mudah teralihkan.
Jika Anda hiperaktif, mungkin akan menjadi cemas atau depresi karena kondisi Anda dan cara orang meresponsnya. Ciri-ciri umum hiperaktif antara lain gerakan konstan, perilaku agresif, perilaku impulsif, dan mudah teralihkan perhatiannya.
Apa Itu ADHD?
ADHD tau attention deficit hyperactivity disorder adalah salah satu gangguan perkembangan saraf yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak.
Biasanya penyakit ini pertama kali didiagnosis pada masa kanak-kanak dan sering kali berlanjut hingga dewasa.
Anak-anak penderita ADHD mungkin mengalami kesulitan dalam memperhatikan, mengendalikan perilaku impulsif (mungkin bertindak tanpa memikirkan apa akibatnya), atau menjadi terlalu aktif.
Ada beberapa tanda dan gejala ADHD biasanya berdampak pada beberapa area perkembangan, antara lain:
1. Kesulitan Memproses informasi
Anak-anak penderita ADHD biasanya mengalami kesulitan dalam memproses informasi. Kondisi ini dapat menimbulkan masalah dalam mengelola kelas di mana mereka diharapkan lekas memahami dan menanggapi instruksi dari pengajar.
2. Regulasi Emosi
Anak-anak dengan ADHD rentan mengalami frustasi serta kesulitan mengendalikan emosinya. Gejala-gejala ini dapat mengganggu hubungan sosial, menyebabkan rasa terasing, dan harga diri yang rendah.
3. Fungsi Eksekutif
Anak-anak dengan gangguan ini biasanya memiliki masalah fungsi eksekutif seperti mengatur, merencanakan, memerhatikan, memprioritaskan, dan mengingat dengan detail. Masalah ini dapat menjadi masalah di berbagai pengaturan.
4. Kematangan
Anak penderita ADHD juga cenderung kurang matang secara perkembangan daripada teman sebayany. Itu artinya bahwa bahkan pada remaja, anak-anak dengan ADHD mungkin kurang memiliki penilaian yang dibutuhkan dalam membuat pilihan terkait pengambilan risiko, dan aktivitas yang berpotensi berbahaya.
ADHD dapat menyebabkan anak-anak bertindak dengan cara yang berbeda, tergantung pengidapnya.Terkadang penderita ADHD bisa tidak teratur, terganggu, atau pelupa. Mereka cenderung melamun di kelas atau mungkin kesulitan menyelesaikan suatu tugas.
Setiap orang melakukan hal-hal tersebut sesekali. Namun, jika seseorang terkadang melakukannya, bukan berarti mengalami ADHD. Anak-anak penderita ADHD masalah ini hampir sepanjang waktu. Ini dapat menyebabkan anak mengalami masalah baik di rumah maupun di sekolah. Bahkan anak-anak dengan gangguan ini mungkin merasa khawatir, frustasi, marah, dan sedih.
Baca Juga: Vitamin Bentuk Permen untuk Anak yang Enak dan Sehat
Penyebab ADHD pada Anak
Penyebab ADHD belum diketahui secara pasti. Namun, penelitian terus dilakukan untuk mencari tahu penyebabnya. Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko perkembangan ADHD, termasuk:
- Faktor genetik. Memiliki keluarga dengan ADHD atau gangguan kesehatan mental lainnya, kemungkinan Anda memilikinya. Ini dapat diturunkan atau diwariskan dari orang tua atau saudara kandung.
- Faktor lingkungan. Anak berisiko ADHD setelah terkena paparan racun lingkungan, misalnya terpapar timbal. Paparan ini ditemukan terutama pada cat dan pipa pada bangunan tua.
- Narkoba. Penggunaan narkoba dan minuman beralkohol pada ibu atau merokok selama kehamilan.
- Lahir prematur. Kelahiran prematur telah dikaitkan dengan peningkatan risiko gejala seperti gangguan defisit perhatian/hiperaktivitas (ADHD) dan gangguan kognitif serupa dengan yang terlihat pada ADHD.
- Gangguan sistem saraf. Terdapat masalah dengan sistem saraf pusat pada saat-saat penting dalam perkembangannya.
Penyebab Hiperaktif pada Anak
Hiperaktif dapat disebabkan oleh kondisi mental atau fisik. Misalnya, kondisi yang mengganggu sistem saraf atau tiroid. Beberapa penyebab hiperaktif yang paling umum, antara lain:
- ADHD.
- Hipertiroidisme.
- Gangguan otak.
- Gangguan sistem saraf.
- Gangguan psikologis.
- Penggunaan obat-obatan stimulan, seperti kokain atau methamphetamine.
Baca Juga: Rekomendasi Minyak Ikan untuk Anak, Bagus untuk Dukung Kecerdasan
Perbedaan ADHD dan Hiperaktif pada Anak
Perbedaan utama antara anak yang sangat aktif dan anak penderita ADHD adalah bahwa kondisi ini dapat mengganggu kemampuan anak untuk berfungsi dan bergaul dengan baik di sekolah dan lingkungan sosial.
Aktivitas berlebihan pada anak, harus lebih dari apa yang biasanya terlihat pada anak-anak lain seusianya. Aktivitas tersebut harus berdampak negatif pada kemampuan anak untuk berfungsi di sekolah, rumah, atau lingkungan lain agar dapat dianggap sebagai tanda ADHD. Dengan begitu, hiperaktif mungkin menjadi perhatian pertama yang oleh orang tua atau guru.
Anak dengan ADHD dan anak yang hiperaktif mungkin terlihat sama. Namun ada faktor pembeda di antara keduanya, yaitu anak yang sangat aktif akan mampu menanggapi intervensi perilaku misalnya seperti hukuman.
Intervensi ini mungkin harus diubah agar anak mampu merespons, tetapi pada akhirnya dengan penghargaan, motivasi, aktivitas yang menarik, dan reinforcement negatif yang tepat, sehingga anak akan mampu mempertahankan perhatian yang diperpanjang.
Tidak hanya itu, penting bagi orang tua untuk memerhatikan bahwa memiliki anak hiperaktif tidak selalu berarti anak menderita ADHD.
Saat hiperaktif terjadi sebagai gejala tunggal, mungkin anggapan bahwa anak ADHD adalah salah. Guna mengetahui apakah anak mengalami ADHD, harus melalui diagnosis dari psikolog atau ahli kesehatan mental.
Apabila Anda memiliki anak yang mungkin hiperaktif dan dirasa kondisinya cukup parah sehingga mengganggu fungsi sehari-hari, Anda dapat menghubungi dokter anak atau psikolog Anak untuk kemungkinan evaluasi ADHD.
Baca Juga: Rekomendasi Vitamin yang Mampu Dukung Kecerdasan Otak Anak
Cara Mengatasi Anak Hiperaktif atau ADHD
Setelah mengetahui apa perbedaan ADHD dan hiperaktif pada anak, selanjutnya orang tua harus paham bagaimana cara mengatasinya.
Guna mengatasi ADHD dan hiperaktif pada anak, orang tua dapat menyalurkan energi anak hiperaktif ke kegiatan yang positif seperti olahraga, tari, atau latihan bela diri.
Anak juga bisa menggunakan energinya dengan membuat permainan dari tugas-tugas kecil. Misalnya memasukkan pakaian kotor dalam mesin cuci ke permainan bola basket, atau menyapu lantai sebagai kegiatan menari.
Beberapa anak hiperaktif sebenarnya lebih baik saat dibiarkan berdiri di depan meja dibandingkan duduk. Hal ini dapat mengurangi kegelisahan dan tidak bisa diam saat di kursi. Orang tua mungkin perlu membiarkan anaknya memiliki waktu untuk berlari dan bermain setelh pulang dari sekolah untuk melepaskan energi yang terpendam sebelum memulai kegiatan di rumah atau pekerjaan rumah.
Sementara untuk pengidap ADHD mungkin sulit untuk diidentifikasi, jadi sangat penting untuk mendapatkan dukungan dari ahli kesehatan mental atau psikolog anak. Mereka dapat membantu orang tua untuk menentukan rencana langkah terbaik untuk membantu anak berkembang di lingkungannya.
Penting juga untuk diingat bahwa dengan intervensi dan pengobatan yang tepat, anak dengan ADHD dapat sepenuhnya dikelola. Anak bisa sangat sukses menjelajahi dunia dengan kondisi demikian, karena mereka hanya membutuhkan media dan cara yang tepat untuk melakukannya.
Nah, itulah perbedaan antara ADHD dan hiperaktif yang perlu Anda ketahui, terutama bagi orang tua yang memiliki anak dengan kondisi tersebut. BIla anda memiliki tanda ADHD atau hiperaktif yang mengganggu, sebaiknya konsultasikan ke ahli kesehatan atau psikolog anak.
Chat dengan dokter rekanan Farmaku di sini untuk konsultasi seputar kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesehatan anak.