Serangan jantung merupakan gangguan serius pada jantung yang terjadi ketika aliran darah ke otot jantung terhambat. Kondisi ini dapat mengganggu kemampuan jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Jika tidak segera ditangani, serangan jantung dapat berakibat fatal.
Apa itu Serangan Jantung?
Serangan jantung, atau infark miokard, terjadi ketika aliran darah ke jantung terhambat, sehingga organ tersebut tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkan.
Tanpa aliran darah yang cukup, otot jantung yang terdampak akan mulai mengalami kerusakan. Jika aliran darah tidak segera pulih, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jantung atau bahkan berujung pada kematian.
Serangan jantung merupakan keadaan darurat medis yang mengancam nyawa. Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami serangan jantung, segera hubungi rumah sakit terdekat. Penanganan yang cepat sangat penting, karena keterlambatan meskipun hanya beberapa menit dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jantung atau bahkan kematian.
Baca juga: 8 Rekomendasi Suplemen yang Bagus untuk Kesehatan Jantung
Penyebab Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi saat ada gangguan pasokan darah ke otot jantung. Ada beberapa faktor yang menyebabkan serangan jantung, antara lain:
1. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama dari serangan jantung. Penyakit jantung koroner terjadi akibat adanya penyumbatan di salah satu pembuluh darah arteri jantung oleh timbunan plak, yaitu tumpukan lemak yang mengandung kolesterol.
Plak dapat mempersempit arteri dan mengurangi aliran darah. Jika plak pecah, dapat terbentuk bekuan darah yang menyumbat aliran darah ke jantung.
2. Spasme arteri koroner
Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah mengalami tekanan yang sangat tinggi, meskipun tidak tersumbat. Biasanya, arteri sudah memiliki plak kolesterol atau mengalami pengerasan dini akibat kebiasaan merokok atau faktor risiko lainnya.
Saat pembuluh darah mengalami tekanan darah yang tinggi, pasokan darah juga akan terhambat.
3. Kekurangan oksigen dalam darah (hipoksia)
Kadar oksigen dalam darah dapat menurun akibat keracunan karbon monoksida atau gangguan fungsi paru-paru. Kondisi ini membuat jantung kekurangan oksigen, yang dapat memicu serangan jantung.
Gejala Serangan Jantung
Serangan jantung dapat berakibat fatal, sehingga penting untuk mengenali peringatannya sesegera mungkin dan menghubungi rumah sakit terdekat.
Gejala serangan jantung yang umum terjadi, meliputi:
- Perasaan tertekan, sesak, nyeri, diremas, atau ngilu di dada.
- Nyeri yang menyebar ke lengan, leher, rahang, atau punggung.
- Perasaan remuk atau berat di dada.
- Sesak napas.
- Perasaan yang mirip dengan mulas atau gangguan pencernaan.
- Mual dan kadang muntah.
- Merasa lembap dan berkeringat.
- Merasa pusing.
- Kecemasan yang mirip dengan serangan panik dalam beberapa kasus.
- Batuk atau mengi, apabila cairan menumpuk di paru-paru.
Gejala serangan jantung bisa bervariasi dalam urutan dan durasinya. Gejala tersebut mungkin dimulai secara perlahan atau hilang timbul selama beberapa jam.
Penderita serangan jantung juga dapat mengalami kondisi yang berkembang berikut ini:
- Hipoksemia. Rendahnya tingkat oksigen dalam darah.
- Edema paru. Penumpukan cairan di dalam dan sekitar paru-paru.
- Syok kardiogenik. Penurunan tekanan darah secara tiba-tiba karena jantung tidak dapat memasok cukup darah agar seluruh tubuh dapat bekerja dengan baik.
Kapan Harus ke Dokter?
Setelah mengalami serangan jantung, Anda berisiko lebih tinggi mengalami kejadian serupa. Dokter kemungkinan akan merekomendasikan pemantauan, pengujian, dan perawatan lanjutan untuk menghindari serangan jantung di masa depan. Beberapa di antaranya:
- Pemindaian jantung. Pemindaian ini dapat menilai dampak serangan jantung dan menentukan apakah terjadi kerusakan jantung permanen. Selain itu, dokter juga dapat mendeteksi gangguan pada jantung dan sistem peredaran darah yang berpotensi meningkatkan risiko serangan jantung berikutnya.
- Tes stres. Tes ini dilakukan dengan menganalisis kinerja jantung saat berolahraga. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul saat bekerja lebih keras.
- Rehabilitasi jantung. Rehabilitasi jantung bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan gaya hidup secara keseluruhan, sehingga dapat membantu mengurangi risiko serangan jantung berulang.
Baca juga: 8 Cara Mencegah Penyakit Jantung di Usia Muda
Diagnosis Serangan Jantung
Dokter biasanya mendiagnosis serangan jantung melalui serangkaian pemeriksaan. Jika pasien menunjukkan gejala, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mengecek denyut nadi, kadar oksigen dalam darah, dan tekanan darah, serta mendengarkan suara jantung dan paru-paru.
Dokter juga akan menanyakan gejala yang dialami serta meminta seseorang seperti keluarga atau kerabat untuk menjelaskan apa yang terjadi pada pasien.
Dokter akan mendiagnosis serangan jantung dengan menggunakan pemeriksaan berikut:
- Tes darah. Salah satu cara paling efektif untuk mendiagnosis serangan jantung adalah dengan memeriksa troponin jantung dalam darah. Selama serangan jantung, kerusakan sel otot jantung selalu menyebabkan penanda kimia ini muncul di aliran darah.
- Elektrokardiogram (EKG). Tes pertama yang dilakukan saat pasien datang ke UGD dengan gejala serangan jantung. Sinyal listrik jantung pasien membantu mengetahui apakah cedera sedang terjadi serta apakah ada kelainan ritme.
- Ekokardiogram. Dengan menggunakan ultrasonografi, ekokardiogram menghasilkan gambaran bagian dalam dan luar jantung. Ini dapat menunjukkan seberapa baik jantung berdetak dan seberapa baik katupnya bekerja.
- Angiogram koroner atau kateterisasi jantung. Prosedur yang menggunakan sinar-X dan pewarna kontras untuk menunjukkan pembuluh darah ke jantung dan membantu menentukan apakah ada penyumbatan.
- Pemindaian tomografi komputer (CT) jantung. Tes ini menghasilkan pemindaian jantung dan pembuluh darah yang sangat mendetail untuk menunjukkan apakah ada penyempitan atau pengerasan signifikan pada arteri koroner utama.
- MRI Jantung. Tes ini menggunakan medan magnet yang kuat dan pemrosesan komputer untuk membuat gambar jantung. Ini dapat menunjukkan masalah pada aliran darah di arteri ke jantung.
- Tes stres olahraga. Tes ini bisa menggunakan EKG, ekokardiogram, atau pemindaian nuklir saat aktif secara fisik untuk membantu menunjukkan apakah jantung menerima aliran darah yang cukup.
- Pemindaian jantung nuklir. Pemindaian menggunakan pewarna radioaktif yang disuntikkan ke dalam darah dan metode yang disempurnakan dengan komputer seperti computerized tomography (CT) scan untuk menemukan area jantung yang tidak menerima banyak darah atau terluka.
Pengobatan Serangan Jantung
Mengobati serangan jantung bertujuan untuk memulihkan aliran darah ke otot jantung yang terkena sesegera mungkin. Pengobatan ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari pengobatan hingga pembedahan. Perawatan kemungkinan besar akan mencakup beberapa metode berikut, di antaranya:
1. Oksigen Tambahan
Orang yang mengalami kesulitan bernapas atau memiliki kadar oksigen darah rendah bisanya menerima oksigen tambahan bersamaan dengan perawatan serangan jantung lainnya.
Pasien serangan jantung dapat menghirup oksigen melalui selang yang berada tepat di bawah hidung atau masker yang dipasang di hidung dan mulut. Perawatan ini meningkatkan jumlah oksigen yang bersirkulasi dalam darah dan mengurangi ketegangan pada jantung.
2. Obat-obatan
Ketika sampai di ruang gawat darurat atau rumah sakit, pasien serangan jantung akan segera mendapatkan obat untuk menghindari pembekuan darah lebih lanjut di jantung dan meringankan ketegangan pada jantung.
Pemberian obat-obatan bertujuan untuk memecah atau menangkal bekuan darah, menghentikan pengumpulan dan penempelan trombosit pada plak, menstabilkan plak, dan menghentikan lebih banyak iskemia.
Pasien serangan jantung harus mendapatkan obat-obatan ini sesegera mungkin untuk membatasi kerusakan jantung. Obat diberikan dalam 1 atau 2 jam sejak awal serangan jantung, jika memungkinkan.
Obat-obatan yang dapat digunakan selama serangan jantung termasuk:
- Obat anti pembekuan darah
- Nitrogliserin
- Obat trombolitik (penghilang bekuan darah)
- Obat anti-aritmia.
- Obat pereda nyeri.
- Beta-blocker.
- Antihipertensi.
- Statin.
3. Intervensi Koroner Perkutan
Untuk memulihkan aliran darah ke otot jantung yang terkena, dokter akan melakukan prosedur intervensi koroner perkutan (PCI) atau angioplasti.
Dalam prosedur ini, arteri pasien dibuka menggunakan kateter untuk mengembalikan sirkulasi darah. Semakin cepat tindakan dilakukan, semakin besar peluang pasien untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Dokter juga menggunakan metrik untuk mengukur kecepatan dan efektivitas pengobatan serangan jantung, yaitu waktu rata-rata yang dibutuhkan pasien untuk menjalani PCI setelah tiba di ruang gawat darurat.
Jika PCI dilakukan, dokter mungkin akan memasang stent di lokasi penyumbatan. Stent berfungsi menjaga arteri tetap terbuka dan mencegah terjadinya penyumbatan ulang di area yang sama.
4. Cangkok Bypass Arteri Koroner
Orang yang mengalami penyumbatan parah pada arteri koronernya dapat menjalani pencangkokan bypass arteri koroner (CABG). Dokter sering menyebutnya operasi jantung terbuka atau operasi bypass.
Prosedur CABG dilakukan dengan cara mengambil pembuluh darah dari anggota tubuh lain (biasanya dada, lengan, atau kaki). Pembuluh darah tersebut kemudian digunakan untuk mengubah rute aliran darah di bagian arteri yang tersumbat.
Baca Juga: 12 Obat Penurun Kolesterol Ampuh, Bisa Tebus di Apotek Online
Komplikasi Serangan Jantung
Beberapa orang mengalami komplikasi setelah serangan jantung. Tergantung pada seberapa parah kejadian serangan jantung, komplikasi yang sering muncul, antara lain:
- Depresi. Beberapa orang mungkin mengalami depresi setelah serangan jantung, namun berinteraksi dengan orang-orang terdekat dan keluarga dapat membantu.
- Aritmia. Jantung berdetak tidak teratur, terlalu cepat atau terlalu lambat.
- Edema. Cairan yang menumpuk dan menyebabkan pembengkakan di pergelangan kaki dan tungkai.
- Aneurisma. Jaringan parut menumpuk di dinding jantung yang rusak, menyebabkan penipisan dan peregangan otot jantung.
- Angina. Oksigen yang mencapai jantung tidak mencukupi, sehingga menyebabkan nyeri dada.
- Gagal jantung. Jantung tidak dapat lagi memompa secara efektif, menyebabkan kelelahan, kesulitan bernapas, dan edema.
- Ruptur miokard. Ini merupakan robekan pada sebagian jantung akibat kerusakan akibat serangan jantung.
Pencegahan Serangan Jantung
Apabila ingin mencegah serangan jantung, ambil langkah-langkah untuk mencegah serangan jantung atau bahkan jika sudah pernah mengalaminya. Berikut ini cara mencegah serangan jantung, antara lain:
- Gaya hidup sehat. Jangan merokok dan pertahankan berat badan yang sehat dengan pola makan yang menyehatkan jantung. Berolahragalah secara teratur dan kelola stres.
- Kelola kondisi kesehatan lainnya. Kondisi tertentu, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) dan diabetes, dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Jadi sebaiknya tanyakan kepada dokter tentang seberapa sering memerlukan pemeriksaan.
- Minum obat sesuai petunjuk. Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan jantung.
Demikian ulasan mengenai serangan jantung yang patut Anda waspadai karena jika dibiarkan bisa berakibat fatal. Dengan mengenali penyakit ini lebih jauh dapat membantu Anda baik dalam mencegah dan pengobatan yang tepat.
Tebus resep obat di Farmaku dengan diskon 5%! Kunjungi Apotek Farmaku terdekat atau upload resep Anda dan gunakan kode promo FARMASI5. Checkout sekarang!